Halo remaja putri, cegah stunting sejak dari kamu

Foto: Gatot Aribowo

Eny Kunarti, Subkor Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi di Dinas Kesehatan Kabupaten Blora.

Senin, 18 April 2022 14:09 WIB

BLORA (wartablora.com)—Angka stunting di Kabupaten Blora memang turun dari di atas 2 digit persentasenya menjadi hanya 1 digit di angka 9 persen. Cita-cita Pemerintahan Kabupaten Blora di bawah kepemimpinan Bupati Arief Rohman dan wakilnya, Tri Yuli Setyowati untuk nol stunting perlu didukung semua pihak, tak terkecuali dari kelompok perempuan berusia remaja. Kelompok inilah yang rentan menjadikan anak stunting. Apalagi pernikahan usia dini masih sering terjadi di Kabupaten Blora. Sehingga perhatian untuk mencegah stunting sejak dari remaja putri adalah kunci untuk mencegah stunting secara umum.

"Jadi paling utama untuk mencegah stunting adalah dari hulunya, yaitu dari remaja putri. Sebab mereka ini nantinya yang akan melahirkan anak stunting atau tidak, meski mengatasi stunting anak masih bisa dilakukan hingga usia 24 bulan," kata Eny Kunarti, Subkor Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi di Dinas Kesehatan Kabupaten Blora, Senin, 18 April 2022.

Stunting, menurut Kementerian Kesehatan adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.

Remaja putri sebagai calon ibu perlu menyiapkan diri sebelum menikah dan mengandung bayi guna mencegah anak stunting. Persiapan ini adalah pemenuhan gizi seimbang untuk mencegah anemia (kekurangan sel darah merah) dan kekurangan energi kronis. Gizi seimbang ini mencakup pemenuhan protein, lemak, dan karbohidrat.

"Ini zat-zat gizi makro," kata Eny, "sementara untuk gizi mikro antara lain kebutuhan akan vitamin dan mineral harus dipenuhi juga."

Dengan pemenuhan gizi yang seimbang, maka anemia dan kekurangan energi kronis dapat dihindari. "Cirinya, hemoglobin darah tidak kurang dari 12, dan lingkar lengan atas tidak kurang dari 23,5 sentimeter," katanya.

Selain pemenuhan gizi seimbang, yang harus diperhatikan juga adalah pola hidup bersih dan sehat. Karena pola gizi seimbang yang tidak diimbangi dengan pola hidup yang bersih dan sehat akan berpengaruh pada kesehatan remaja putri.

"Kebersihan rumah, termasuk sanitasi rumah juga perlu dapat perhatian. Karena percuma bila kebutuhan gizi seimbang, mulai dari proteinnya, kebutuhan lemak, kebutuhan karbohidrat, kebutuhan vitamin dan mineral bisa dipenuhi tapi phbs (pola hidup bersih dan sehat) tidak dilakukan," jelasnya.

Fokus pada remaja putri, imbuh Eny, saat ini menjadi perhatian. Kendati demikian, faktor-faktor non kesehatan seperti phbs, jaminan kesehatan, pola asuh, dan ketahanan pangan menjadi faktor yang dominan dalam mencegah stunting. (*)